Berencana Telat Nikah? Bekukan Indung Telur Sebelum 35 Tahun



Wolibop | Berbeda dengan laki-laki, usia reproduksi seorang perempuan dibatasi oleh masa menopause. Namun batasan itu kini tak harus jadi alasan bagi perempuan untuk buru-buru punya anak, karena indung telur bisa dibekukan untuk disimpan dalam jangka lama.

Teknik pembekuan yang disebut beku indung telur atau cryopreservation ini memungkinkan indung telur untuk disimpan dalam jangka waktu tak terbatas, karena menggunakan suhu penyimpanan di bawah -110 derajat celcius. Pada suhu seekstrem itu, segala bentuk kehidupan akan berhenti.

Dalam kondisi normal, indung telur dalam tubuh perempuan akan berhenti menghasilkan sel telur setelah memasuki menopause sehingga tidak mungkin lagi punya anak. Dengan cryopreservation, indung telur yang dibekukan bisa dihangatkan lagi sewaktu-waktu lalu dikembalikan ke tubuh perempuan jika sudah ingin punya anak.

"Teknik yang sama juga sering digunakan untuk mengawetkan sperma atau bahkan embrio. Rekor terlama di dunia, embrio dibekukan 30 tahun sebelum ditanam kembali ke rahim," ungkap dr Budi Wiweko, SpOG dalam jupa pers peluncuran Klinik Yasmin RS Cipto Mangunkusumo sebagai pusat pelatihan bayi tabung terbesar di Indonesia, di Salemba, Selasa (20/9/2011).

Selain berguna bagi perempuan yang terlalu serius memikirkan karir sehingga tidak sempat memikirkan keturunan, teknologi ini juga dipakai bagi penderita Sindrom Turner atau kelainan kromosom XO.

Jika pada perempuan normal kromosomnya adalah XX, pengidap sindrom Turner mengalami kekurangan kromosom X sehingga pertumbuhan dan sistem reproduksinya terganggu. Penderita sindrom ini sulit punya anak, karena sel telurnya mudah rusak dan saat tumbuh dewasa akan mengalami menopause dini.

Masalah pertumbuhan bisa diatasi dengan terapi hormon, namun masalah kerusakan sel telur masih sulit diatasi. Salah satu pilihannya adalah menyimpan indung telurnya dengan cara dibekukan, untuk dipakai lagi kelak jika sudah ingin punya anak.

Kondisi lain yang membutuhkan teknik penyimpanan adalah para penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi maupun radiasi. Seperti diketahui, beberapa jenis obat kanker sifatnya sangat agresif sehingga berisiko memandulkan perempuan dengan merusak indung telurnya.

Menurut dr Budi, usia perempuan yang ingin membekukan sel telurnya tidak ada batas minimalnya. Namun untuk batas maksimal, ia menyarankan agar dilakukan sebelum usia 35 tahun karena setelah melewati usia tersebut kualitas sel telur dan indung telur akan berkurang.

Di Indonesia, layanan penyimpanan beku indung telur baru ada di Klinik Yasmin di RS Ciptomangunkusumo. Bahkan tarifnya juga belum ditentukan, karena sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan namun sewa ruang penyimpanannya diperkirakan antara Rp 1-2 juta/tahun.

Sekitar November mendatang, untuk pertama kalinya klinik ini akan menanam indung telur milik penderita kanker darah yang telah dibekukan selama 6 bulan. Identitas pasien tidak dijelaskan secara detail, yang jelas merupakan seorang perempuan usia produktif.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia. Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.

Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan)